Total Pageviews

Friday, March 29, 2013

NGAMEN GRATIS

Cerita ini aku beri judul NGAMEN GRATIS. Mau tahu ceritanya ? Nih....


Setiap beberapa hari sekali, aku biasanya mengantar istriku belanja ke kota kabupaten   ( maaf, aku lupa belum menceritakan bila rumahku terletak di pinggiran kota yang jaraknya sekitar 20 km dari kota kabupaten ). Sebenarnya kalau tidak jeli maka cerita ini tak akan muncul..

Saat aku belanja di hari apa saja, sebagian besar toko-toko di sepanjang jalan sekitar pasar besar memasang tulisan di pintu masuk tokonya dengan tulisan besar-besar :

" NGAMEN HARI JUM'AT" 

Sudah tahu maksudnya khan ? itu berarti bahwa toko tersebut tidak menerima pengamen di hari senin sampai minggu kecuali hari jum'at. Yang berarti hanya hari jum'at saja mereka mau memberi. sudah jelas khan ?
Tapi Ini masih mendingan, karena meskipun cuma hari jum'at, mereka masih mau ngasih. Mungkin pertimbangannya banyak pengamen atau pengemis yang libur pada hari jum'at, sehingga kalaupun ngasih sedekah, jumlahnya tidak terlalu banyak,

Tapi setelah aku amati, ternyata banyak juga toko-toko yang memasang tulisan :

"NGAMEN GRATIS"

Tulisan dipasang tiap hari. Itu artinya, pada hari ini silahkan mengamen atau menyanyi sampai bibirmu dower, tapi gratis ya ......... ha.. ha...

Yang jadi pertanyaan adalah, kalau begitu kapan mereka mau ngasih sedekah kepada pengemis, pengamen atau peminta-minta ? Bukankah dalam harta yang kita miliki, terdapat hak / bagian untuk orang miskin ?
Mungkin ada sebagian dari mereka itu memang benar-benar membutuhkan ( karena sangat miskin, dan terpaksa meminta hanya untuk menyambung hidup) dan meminta bukan karena profesi, mungkin ada musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan dan banyak lagi kemungkinan kemungkinan yang lain ...... hanya Allah yang tahu........

Jadi alangkah naifnya bila kita belum-berlum sudah memvonis...... 
apalah artinya lima ratus rupiah atau seribu rupiah yang kita sedekahkan untuk mereka ? 

Yakinlah kita tak akan jatuh miskin gara-gara memberi "sedikit" sedekah buat mereka !

MARI KITA PIKIRKAN.... 

Bukankah rejeki itu sudah diatur oleh Allah SWT ?
Apapun yang kita peroleh setiap hari itu juga pemberian Allah, makin bersungguh-sungguh dan makin keras kita berusaha, akan makin banyak hasil yang didapat, tentunya dengan izin Allah. Jangan sampai karena kekikiran kita, lalu datanglah malaikat pembagi rejeki ke tempat usaha kita dan menempelkan kata : 

 "Rejeki gratis"

di depan toko kita, berlaku dari hari senin sampai hari minggu 

Mari menjadi orang yang beruntung dengan menjauhi kekikiran. Bukankah dalam Al-Qur'an surat At-Taghobun (64) : 16 disebutkan : " Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infaqkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung"

"Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa ( kikir ) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Al-Qur'an surat Ali Imron : 180

Sekedar untuk direnungkan, tak ada maksud  untuk memvonis siapapun atau apapun.
Yang perlu diingat, segala perbuatan yang kita lakukan, nilainya tergantung pada niatnya. Suatu pemberian yang kita berikan kepada seorang pengamen, sekecil apapun yang kita berikan, apabila diniatkan untuk sedekah, maka pasti ada pahalanya. Tidak perduli apa dan bagaimana tujuan si pengamen.. Nah kalau ente masih pelit dalam berbagi, coba lihat video ustad yusuf mansyur berikut ini. Semoga bermanfaat.


AGUS PRIHANDONO
( KISAH HIKMAH NYATA )

5 comments:

  1. Karena dilarang negara melarang memberi uang kepada pengemis atau pengamen .. kalaupun sedekah bisa kan ke masjid ke panti .. apakah dengan dia tidak memberi pengamen dan pengemis anda langsung memvonis pelit tidak mau sedekah .saya pun lebih baik ke masjid atau yg lain daripada ngasih ke pengamen atau pengemis

    ReplyDelete
    Replies
    1. astaghfirullah hal adzim. maaf mas fajar pulih samodra, tak ada niat apapun untuk memvonis siapapun. Memberi atau tidak itu adalah pilihan. Memberi atau tidak kepada pengamen atau pengemis itu juga pilihan masing-masing. Menyumbang ke panti atau ke masjid itu juga pilihan masing-masing. Segala sesuatu yang kita lakukan akan dinilai dan diberi ganjaran oleh Allah SWT sesuai dengan niat kita masing-masing. Apapun niat yang kita ikrarkan, insya Allah akan sampai kepada Nya juga. Amiin ya robbal 'alamiin.

      Delete
  2. bloggernya bukan pedagang, jd ga tau rasanya disamperin gepeng,pengamen,penjual abate,dkm sumbangan masjid di padang(wkwk jauh amat). anda ga liat dari sudut pandang selain pngamen.
    malah pengamen jaman skrg pnghasilannya lebih besar dari toko yg mereka ganggu, jd tambah menjamur aja kalo dikasih terus.
    lalu sedekah itu utk siapa? kalo di agama saya ya utk org2 yang BENAR BENAR membutuhkan, makanya saya nyumbang lewat tempat2 yg BENAR BENAR bs dipertanggung jawabkan. saya liat anak kecil dagang cobek dipikul kemana2, saya kasih nasbung, bukan kasih uang.
    para gepeng, pengamen, dll itu kalo hidupnya bener2 susah ya tinggal datangin panti2 sosial yg ngasih tempat tinggal dan makan, GRATIS. kenapa tetep ngemis/ngamen? karena mereka ga cuma butuh makan dan tempat tinggal. penghasilan mereka besar.
    dongeng boleh bodoh jangan, apalagi bawa2 agama, salah lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, terima kasih mas fahri putra komentarnya. Semoga makin menambah wawasan kita dalam menghadapi masalah sosial seperti ini, Bisa menambah bahan renungan. Sudah tepatkah sedekah yang kita salurkan ?

      Delete