BERATNYA
SHALAT SUBUH BERJAMAAH
( sebuah
kronologi peristiwa )
Saya pernah
membaca buku bahwa shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat. Do’a yang
dipanjatkan akan di-amin-i oleh malaikat malam dan malaikat siang. Apalagi bila
dilakukan secara berjamaah di musholla atau masjid. Sudah mendapat pahala yang
berlipat ganda masih ditambah lagi dengan jaminan keselamatan dari Allah SWT
pada hari itu. Subhanallah, karena ingin mendapat berkah itu, saya yang selama
ini sering shalat subuh terlambat atau jarang shalat berjamaah, ingin
melaksanakan shalat subuh berjamaah secara rutin. Ada yang mengatakan bahwa kebangkitan umat
Islam baru dapat terlaksana kalau ma’mum shalat subuh sudah sebanyak ma’mum
shalat jum’at. Wallahu ‘alam.
Hari pertama,
malam hari berniat besok akan shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumah. Kebetulan
waktu itu ada acara TV yang bagus, sehingga baru tidur jam setengah dua belas.
Agar bisa bangun sesuai dengan harapan, jam beker disetel jam tiga pagi.
Tujuannya untuk melaksanakan shalat malam lebih dahulu, membaca ayat ayat
Al-Qur’an lebih dahulu sebelum jamaah subuh. Tahu-tahu terbangun jam setengah
enam pagi. Saya tak mendengar bunyi alarm jam beker sama sekali. Telinga
rasanya tersumbat dan mata terasa berat. Rencana shalat malam gagal. Shalat
subuhpun kesiangan.
Hari
kedua, seperti malam sebelumnya, malam
hari bertekad besok akan shalat subuh berjamaah. TV dimatikan meskipun acara filmnya
belum selesai, kemudian tidur. Jarum jam menunjukkan angka sebelas malam. Agar
bisa bangun lebih awal, alarm jam beker disetel jam tiga pagi. Tujuannya untuk
melaksanakan shalat malam, membaca ayat ayat Al-Qur’an lebih dahulu sebelum
jamaah subuh. Jam tiga sudah mendengar bunyi alarm jam beker, bangun sebentar
hanya untuk mematikan alarm. Seperti orang yang mimpi. Kemudian tidur lagi
sampai jam setengah enam pagi. Shalat malam hilang, shalat subuh kesiangan.
Hari
ketiga, menguatkan tekad akan shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumah
besok. Membaca ayat kursi dulu sebelum tidur. Berusaha tidur lebih awal yaitu
jam sepuluh malam tak perduli ada acara TV yang bagus atau tidak. Agar bisa
bangun lebih awal, kali ini memasang alarm ganda. Alarm hp disetel jam tiga
pagi, alarm jam beker disetel jam setengah empat pagi. Tujuannya untuk
melaksanakan shalat malam lebih dahulu, membaca ayat ayat Al-Qur’an lebih
dahulu sebelum jamaah subuh. Jam tiga pagi mendengar bunyi alarm hp, bangun
sebentar, mematikan alarm. Tidur lagi. Jam setengah empat bangun lagi, pergi ke
kamar mandi. Buang air kecil, airnya dingin sekali. Tidak jadi mengambil air
wudhu, kembali ke kamar tidur. Memandang langit langit kamar dan berpikir, ah
subuh masih lama. Lalu tidur lagi, tahu-tahu terbangun jam lima pagi. Shalat malam hilang, shalat subuh
kesiangan.
Hari
keempat, malam hari mempunyai keinginan
yang lebih kuat lagi bahwa besok akan shalat subuh berjamaah di masjid dekat
rumah. Apapun resikonya. Tidur jam sepuluh malam dan sebelum tidur membaca ayat
kursi 3 kali disusul dengan surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq dan surat
An-Naas. Agar bisa bangun lebih awal, alarm hp disetel jam tiga pagi, alarm jam
beker disetel jam setengah empat pagi. Tujuannya untuk melaksanakan shalat malam,
membaca ayat ayat Al-Qur’an lebih dahulu sebelum jamaah subuh. Jam tiga pagi
mendengar bunyi alarm hp, bangun sebentar. Mematikan alarm. Tidur lagi. Jam
setengah empat terbangun lagi mendengar bunyi alarm jam beker. Mengeraskan niat
untuk shalat malam. Mengambil air wudhu kemudian shalat tahajud 2
rakaat disusul witir 1 rakaat. Mau membaca Al-quran masih ngantuk. Kembali ke
pembaringan. Berbaring sebentar sambil menunggu waktu subuh. Tahu tahu tertidur
sampai jam enam pagi. Shalat jamaah gagal, shalat subuh kesiangan.
Hari
kelima, malam hari menguatkan niat yang
lebih keras lagi, besok akan shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumah.
Tidur jam sepuluh malam dan sebelum tidur membaca ayat kursi lebih dahulu,
ditambah surat
Al Ikhlas, Al Falaq dan An-Naas masing-masing 3 kali. Agar bisa bangun lebih
awal, alarm hp disetel jam tiga pagi, alarm jam beker disetel jam setengah
empat pagi. Tujuannya untuk shalat malam, membaca Ayat ayat Al-Qur’an lebih
dahulu sebelum jamaah subuh. Jam tiga pagi mendengar bunyi alarm hp.
Cepat-cepat bangun dan mengambil air wudhu. Shalat tahajud 4 rakaat, shalat
hajad 2 rakaat disusul shalat witir 3 rakaat. Mau membaca Ayat suci Al-quran,
masih mengantuk. Berbaring sebentar sambil menunggu waktu shalat subuh.
Tahu-tahu tertidur dan terbangun saat mendengar suara wiridan ba’dal shalat
subuh berjamaah dari masjid. Rencana shalat subuh berjamaah gagal lagi.
Hari
keenam, malam hari menguatkan tekad yang keras agar besok bisa shalat subuh
berjamaah di masjid dekat rumah. Tidur jam sepuluh malam dan sebelum tidur membaca
ayat kursi lebih dahulu, ditambah surat
Al Ikhlas, Al Falaq dan An-Naas masing-masing 3 kali. Agar bisa bangun lebih
awal, alarm hp disetel jam tiga pagi, alarm jam beker disetel jam setengah
empat pagi. Tujuannya untuk shalat lail lebih dahulu, membaca Ayat ayat
Al-Qur’an lebih dahulu sebelum jamaah subuh. Jam tiga pagi mendengar bunyi
alarm hp. Cepat-cepat bangun dan mengambil air wudhu, shalat tahajud 2 rakaat,
shalat hajad 2 rakaat disusul shalat witir 1 rakaat. Membaca Al-quran sekitar 50 ayat. Mengantuk lagi. Berbaring sebentar
sambil menunggu waktu shalat subuh. Tahu-tahu tertidur dan terbangun saat
mendengar suara wiridan ba’dal shalat subuh berjamaah dari masjid. Rencana
shalat subuh berjamaah gagal lagi.
Hari
ketujuh, malam hari mempunyai niat akan
shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumah. Tidur jam sembilan malam dan
sebelum tidur membaca ayat kursi lebih dahulu, ditambah surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An-Naas
masing-masing 7 kali. Agar bisa bangun lebih awal, alarm hp disetel jam tiga
pagi, alarm jam beker disetel jam setengah empat pagi. Tujuannya untuk shalat
lail lebih dahulu, membaca Ayat ayat Al-Qur’an lebih dahulu sebelum jamaah
subuh. Jam tiga pagi mendengar bunyi alarm hp. Cepat-cepat bangun dan mengambil
air wudhu, shalat tahajud 6 rakaat, shalat hajad 2 rakaat disusul shalat witir
3 rakaat. Untuk menghindari mengantuk dan tertidur lagi, membaca ayat suci
Al-quran saya lakukan terus sampai adzan
subuh terdengar dari masjid. Meskipun
agak ngantuk tapi alhamdulillah, shalat subuh kali ini bisa berjamaah di
masjid.
Hari
kedelapan dan seterusnya, saya berusaha untuk melaluinya seperti jadwal pada
hari ketujuh. Akhirnya saya mendapat jadwal yang tepat untuk menjalani kegiatan
rutin ini. Tidur di awal waktu ( sekitar jam sembilan malam ), Bangun di
sepertiga malam yang terakhir ( sekitar jam tiga malam ). Tidur cukup dan
kegiatan ibadah malam dapat dijalani. Dan yang utama, shalat subuh dapat
dilakukan secara berjamaah. Akhirnya pagi dapat dilalui dengan baik,
bersemangat dan terasa ringan dalam mengarungi kehidupan. Tentu saja hidup
selalu dalam jaminan keselamatan Allah SWT sepanjang hari itu. Insya Allah.
Tapi ada yang
menjadi catatan saya, kalau melakukan perbuatan maksiat atau ada keinginan
maksiat sedikit saja dalam hati pada hari itu, meskipun belum atau tidak saya
lakukan, biasanya jadwal itu tidak dapat dilakukan. Kadang terlambat bangun (
Shalat jamaah sudah dimulai ), bahkan tidur terus karena tidak mendengar bunyi
alarm sama sekali. Telinga seperti tersumbat dan mata terasa berat / lengket.
Godaan lainnya bisa berupa terbangun lebih awal, bisa jam satu atau jam
setengah dua. Terus tidak bisa tidur lagi. Akibatnya jam tiga sudah mengantuk,
terus tidur lagi dan terbangun jam setengah enam pagi. Untuk mengatasinya, saya
berusaha untuk menata hati agar tak ada atau sesedikit mungkin keinginan untuk
berbuat maksiat atau melanggar larangan Allah SWT. Sebuah perjuangan berat karena
setan akan terus menggoda melalui celah celah kelemahan ini. Lihat www.carasetanmenggodamanusia.blogspot.com
Semoga bermanfaat. Aamiin yaa robbal 'alamiin.
Agus prihandono
No comments:
Post a Comment