AL-QUR’AN,
SUDAHKAH KITA MEMPELAJARI
ISINYA ?
Bagi setiap pemeluk
agama, wajib untuk mempelajari pedoman ajaran agamanya. Sebagai panduan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagai patokan menggapai tujuan hidup yang
akan diraih. Sebagai muslim, kita juga wajib mempelajari pedoman hidup seorang
muslim yaitu, Al-qur’an dan hadits Nabi Saw. Tanpa pernah membaca Al-qur’an secara keseluruhan isinya (
bahasa arab ) dan terjemahannya ( bahasa Indonesia ) adalah mustahil untuk
memahami Al-qur’an. Tanpa memahami secara jelas apa-apa saja yang dikandungnya,
maka kita tidak mungkin mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa
mengamalkan isi Al-qur’an, tujuan hidup
kita tidak akan jelas atau salah arah dalam menempuh kehidupan ini. Namun
kenyataan yang terjadi di masyarakat, banyak sekali umat islam yang belum
pernah membaca Al-qur’an secara keseluruhan sehingga tidak tahu apa saja
isinya. Hanya tahu sebatas apa-apa yang pernah dipelajari di sekolah, dari
lingkungan keluarga, dari pengajian umum, buku-buku, media elektronik dan media
cetak. Padahal prosentasenya mungkin cuma berapa persen saja dari isi Al-qur’an
yang sebenarnya.
Yang lebih memprihatinkan
lagi, mushaf Al-qur’an hanya dijadikan pajangan di rumah-rumah dan digunakan
sebagai jimat. Mereka memohon berkah dengan meletakkannya di atas lemari,
dipasang di dinding ruang tamu, dan di bawah bantal sebagai penangkal mimpi
buruk atau ditaruh di kotak uang sebagai penangkal dari gangguan tuyul. Mereka
menaruhnya di atas kepala mereka sebagai saksi di persidangan, ditempelkan di
dada anak-anak mereka, di dompet atau sabuk mereka. Al-qur’an hanya akan
menjadi sekedar tulisan arab saja, bila tak pernah dibaca. Setan hanya takut
terhadap bacaan Al-qur’an dan bukan tulisannya saja.
Firman Allah dalam surat
yasin (36) , ayat 69 – 70 :”.........Al-qur’an itu tidak lain hanyalah
pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, supaya Dia (Muhammad) memberi
peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah
(ketetapan azab) terhadap orang-orang yang kafir.”
Dari firman Allah di atas
kita tahu bahwa Al-qur’an diturunkan untuk dipelajari. Sebagai penerang dan
peringatan dalam menempuh jalan hidup ini. Dengan membaca dan mempelajari
Al-qur’an, maka kita akan tahu arah dan tujuan hidup kita, atau apa hakekat
kita yang sebenarnya. Sebaliknya bagaimana mungkin kita mengatakan diri kita
seorang muslim, kalau kita tak pernah mempelajari isi Al-qur’an ? atau
bagaimana kita tahu arah dan tujuan hidup, kalau baru mempelajari Al-qur’an
sebagian saja ? lebih dalam lagi, bagaimana kita tahu peringatan atau
penerangan apa yang disampaikan Allah, kalau
kita belum pernah membaca Al-qur’an - bahkan terjemahannya sekalipun -
secara keseluruhan ?
Adanya pemahaman di
masyarakat yang menyatakan bahwa kita akan mendapat pahala hanya dengan
mendengarkan orang membaca al-qur’an dalam bahasa arab ( meskipun tidak tahu artinya ),
adalah suatu pemahaman yang merupakan pembodohan terhadap umat Islam sendiri. Kenapa
susah payah mendalami arti / kandungan Al-qur’an, kalau mendengarkan orang
membaca Al-qur’an saja sudah berpahala ? Memang benar mendengarkan orang
membaca Al-qur’an mendapatkan pahala, tapi alangkah baiknya bila kita
membacanya sendiri. Akan makin besar lagi pahalanya bila kita juga mengerti dan
memahami artinya. Selanjutnya kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang
lebih riskan lagi, tidak adanya penekanan atau pengharusan dalam mempelajari
Al-qur’an, baik di lembaga pendidikan formal atau di lingkungan keluarga, dapat
menyebabkan orang malas untuk mengaji Al-qur’an sendiri. Mereka memilih membeli
kaset saja bila ingin mendengarkan bacaan Al-qur’an.
Seringkali kita terjebak
pada asumsi, bahwa mempelajari itu harus totalitas. Kalau mempelajari Al-qur’an
ya harus masuk pesantren atau sekolah islam yang khusus. Tanpa masuk pendidikan
seperti itu, adalah mustahil mempelajari Al-qur’an. Kemudian adanya asumsi
bahwa mengaji / membaca Al-qur’an harus dengan suara bagus, sehingga orang
bahkan tidak berani mengaji di masjid-masjid kalau bacaannya masih kurang
fasih, dsb. Bagus atau tidak , fasih atau tidak, mempelajari Al-qur’an harus
jalan terus. Kita tidak mungkin menunggu bagus / fasih dulu bacaan kita untuk
mempelajari isi Al-qur’an. Pemahaman seperti ini, nyata-nyata adalah jebakan
setan yang selama ini tanpa kita sadari telah kita terima begitu saja.
Membatasi gerak kita dalam mempelajari Al-qur’an, hingga kita terlena dan saat
ajal menjemput, kita bahkan belum pernah khatam membaca Al-qur’an dan
mempelajari isi Al-qur’an secara keseluruhan ( 30 juz ) meskipun hanya sekali
saja dalam seumur hidup. Naudzubillah tsumma na’udzubillah.
Al-qur’an, wajib menjadi
bacaan kita sehari-hari. Seringkali orang lebih memilih untuk berlangganan
koran atau bacaan - bacaan yang bertujuan semata-mata untuk mengejar duniawi.
Mereka sangat antusias membacanya selama beberapa jam dalam sehari. Tapi
sebaliknya, ketika harus membaca Al-qur’an, mereka beralasan macam-macam dan
bermalas - malasan saja. Bahkan ada yang merasa malu ketika harus menenteng
Al-qur’an ke sekolah, pengajian atau majelis ta’lim.
Yang lebih berbahaya
lagi, kita sering terjebak dengan
kesenangan membaca buku karangan yang mengupas Al-qur’an secara khusus
bagian - bagian tertentu saja yang sedang kita perlukan, seperti tentang perintah
dan larangan Allah SWT, hukum nikah dan waris, Cerita-cerita tentang umat
terdahulu dan adzab yang diturunkan, Kisah tentang Nabi dan Rasul, dan masih
banyak lagi yang lainnya. Kita lebih senang mempelajari Al-qur’an dari
buku - buku tersebut daripada langsung dari sumbernya yaitu Al-qur’an dan
tafsirnya. Membaca buku buku tersebut sangat baik sebagai pendalaman bila kita
sudah pernah tahu / mempelajari isi Al-qur’an secara keseluruhan. Kalau belum
pernah mengetahui isi dan tafsir Al-qur’an secara keseluruhan, yang ditakutkan
adalah bila kita tak akan pernah tahu isi Al-qur’an seluruhnya karena sibuk
mempelajari bagian - bagian tertentu dari Al-qur’an saja. Tentang kisah umat umat
terdahulu misalnya, silahkan hitung berapa ribu buku lokal dan manca negara
yang khusus mempelajari masalah
tersebut. Belum lagi dekripsi dalam bentuk cd dan sebagainya. Sekali
lagi mempelajari Al-qur’an dari buku - buku tidak masalah asalkan kita sudah tahu
secara global apa dan bagaimana isi Al-qur’an yang sesungguhnya, sehingga kita tak akan pernah
melenceng dari ajaran islam dan tak akan tersesat oleh pemikiran - pemikiran yang
sama sekali baru atau melenceng dari isi Al-qur’an yang seseungguhnya. Semoga
kita tidak terjebak dengan strategi setan ini dalam menyesatkan anak adam.
Ternyata ada pengalaman pribadi yang berkaitan
dengan kegiatan membaca Al-quran sehari - hari ini. Sebelum penulis melakukan
aktivitas membaca Al-qur’an secara rutin di dalam setiap kesempatan
sehari - hari, kebiasaan buruk sulit sekali dicegah pelaksanaannya. Semuanya mudah
sekali dilakukan. Kalaupun ada keinginan untuk terbebas dari kebiasaan buruk
tersebut, biasanya hanya insindentil. Kalau ada kesempatan lain, maka akan
dilakukan lagi. Dorongan bisa dari dalam hati sendiri atau adanya kesempatan
dan pengaruh lingkungan yang mendukung. Saat itu semua kontrol sangat kurang
sekali. Tetapi setelaH melakukan aktivitas membaca Al-qur’an secara rutin
di setiap kesempatan, alhamdulillah, kebiasaan buruk menjadi lebih mudah
dicegah. Ibarat kontrol yang tak terlihat, kecondongan hati untuk melakukan
kebiasaan buruh berkurang, keinginan untuk mendekati lingkungan yang mendukung
kebiasaan buruk tersebut tak ada, selanjutnya hati lebih tenang, merasa malu
berbuat dosa karena yakin ada yang mengawasi saat kita sedang sendiri, merasa
tak ada gunanya berbuat buruk.
Nah, semoga ulasan pendek
ini dapat menjadi pendorong bagi kita umat muslim untuk menjadikan Al-qur’an
sebagai pedoman hidup yang sebenarnya. Sebagai pengamalan rukun iman yaitu
percaya kepada kitab-kitab Allah. Insya Allah cahaya-Nya akan menerangi
kehidupan kita. AMIN YA ROBBAL 'ALAMIN.
NB.
MAAF, BILA ADA PERBEDAAN PENDAPAT / PENAFSIRAN DALAM ULASAN SAYA INI, TAK ADA NIAT DARI PENULIS UNTUK MERASA BENAR SENDIRI. SEMUA HANYA BERDASARKAN PEMIKIRAN PENULIS YANG TERBATAS. KALAU ADA KESALAHAN ADALAH DARI SAYA SENDIRI. MOHON KOREKSI PEMBACA SEKALIAN. TERIMA KASIH.
No comments:
Post a Comment