Total Pageviews

Saturday, February 2, 2013

AL-QURAN, SUDAHKAH KITA MEMAHAMINYA ? ATAU SEKEDAR HIASAN SAJA ?



AL-QUR’AN,
SUDAHKAH  KITA  MEMPELAJARI  ISINYA ?

 


Bagi setiap pemeluk agama, wajib untuk mempelajari pedoman ajaran agamanya. Sebagai panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagai patokan menggapai tujuan hidup yang akan diraih. Sebagai muslim, kita juga wajib mempelajari pedoman hidup seorang muslim yaitu, Al-qur’an dan hadits Nabi Saw. Tanpa pernah membaca    Al-qur’an secara keseluruhan isinya ( bahasa arab ) dan terjemahannya ( bahasa Indonesia ) adalah mustahil untuk memahami Al-qur’an. Tanpa memahami secara jelas apa-apa saja yang dikandungnya, maka kita tidak mungkin mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa mengamalkan isi Al-qur’an,  tujuan hidup kita tidak akan jelas atau salah arah dalam menempuh kehidupan ini. Namun kenyataan yang terjadi di masyarakat, banyak sekali umat islam yang belum pernah membaca Al-qur’an secara keseluruhan sehingga tidak tahu apa saja isinya. Hanya tahu sebatas apa-apa yang pernah dipelajari di sekolah, dari lingkungan keluarga, dari pengajian umum, buku-buku, media elektronik dan media cetak. Padahal prosentasenya mungkin cuma berapa persen saja dari isi Al-qur’an yang sebenarnya.


Yang lebih memprihatinkan lagi, mushaf Al-qur’an hanya dijadikan pajangan di rumah-rumah dan digunakan sebagai jimat. Mereka memohon berkah dengan meletakkannya di atas lemari, dipasang di dinding ruang tamu, dan di bawah bantal sebagai penangkal mimpi buruk atau ditaruh di kotak uang sebagai penangkal dari gangguan tuyul. Mereka menaruhnya di atas kepala mereka sebagai saksi di persidangan, ditempelkan di dada anak-anak mereka, di dompet atau sabuk mereka. Al-qur’an hanya akan menjadi sekedar tulisan arab saja, bila tak pernah dibaca. Setan hanya takut terhadap bacaan Al-qur’an dan bukan tulisannya saja.    

Firman Allah dalam surat yasin (36) , ayat 69 – 70 :”.........Al-qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, supaya Dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang yang kafir.” 

Dari firman Allah di atas kita tahu bahwa Al-qur’an diturunkan untuk dipelajari. Sebagai penerang dan peringatan dalam menempuh jalan hidup ini. Dengan membaca dan mempelajari Al-qur’an, maka kita akan tahu arah dan tujuan hidup kita, atau apa hakekat kita yang sebenarnya. Sebaliknya bagaimana mungkin kita mengatakan diri kita seorang muslim, kalau kita tak pernah mempelajari isi Al-qur’an ? atau bagaimana kita tahu arah dan tujuan hidup, kalau baru mempelajari Al-qur’an sebagian saja ? lebih dalam lagi, bagaimana kita tahu peringatan atau penerangan apa yang disampaikan Allah, kalau  kita belum pernah membaca Al-qur’an - bahkan terjemahannya sekalipun - secara keseluruhan ?

Adanya pemahaman di masyarakat yang menyatakan bahwa kita akan mendapat pahala hanya dengan mendengarkan orang membaca al-qur’an dalam bahasa arab   ( meskipun tidak tahu artinya ), adalah suatu pemahaman yang merupakan pembodohan terhadap umat Islam sendiri. Kenapa susah payah mendalami arti / kandungan Al-qur’an, kalau mendengarkan orang membaca Al-qur’an saja sudah berpahala ? Memang benar mendengarkan orang membaca Al-qur’an mendapatkan pahala, tapi alangkah baiknya bila kita membacanya sendiri. Akan makin besar lagi pahalanya bila kita juga mengerti dan memahami artinya. Selanjutnya kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang lebih riskan lagi, tidak adanya penekanan atau pengharusan dalam mempelajari Al-qur’an, baik di lembaga pendidikan formal atau di lingkungan keluarga, dapat menyebabkan orang malas untuk mengaji Al-qur’an sendiri. Mereka memilih membeli kaset saja bila ingin mendengarkan bacaan Al-qur’an.

Seringkali kita terjebak pada asumsi, bahwa mempelajari itu harus totalitas. Kalau mempelajari Al-qur’an ya harus masuk pesantren atau sekolah islam yang khusus. Tanpa masuk pendidikan seperti itu, adalah mustahil mempelajari Al-qur’an. Kemudian adanya asumsi bahwa mengaji / membaca Al-qur’an harus dengan suara bagus, sehingga orang bahkan tidak berani mengaji di masjid-masjid kalau bacaannya masih kurang fasih, dsb. Bagus atau tidak , fasih atau tidak, mempelajari Al-qur’an harus jalan terus. Kita tidak mungkin menunggu bagus / fasih dulu bacaan kita untuk mempelajari isi Al-qur’an. Pemahaman seperti ini, nyata-nyata adalah jebakan setan yang selama ini tanpa kita sadari telah kita terima begitu saja. Membatasi gerak kita dalam mempelajari Al-qur’an, hingga kita terlena dan saat ajal menjemput, kita bahkan belum pernah khatam membaca Al-qur’an dan mempelajari isi Al-qur’an secara keseluruhan ( 30 juz ) meskipun hanya sekali saja dalam seumur hidup. Naudzubillah tsumma na’udzubillah.

Al-qur’an, wajib menjadi bacaan kita sehari-hari. Seringkali orang lebih memilih untuk berlangganan koran atau bacaan - bacaan yang bertujuan semata-mata untuk mengejar duniawi. Mereka sangat antusias membacanya selama beberapa jam dalam sehari. Tapi sebaliknya, ketika harus membaca Al-qur’an, mereka beralasan macam-macam dan bermalas - malasan saja. Bahkan ada yang merasa malu ketika harus menenteng Al-qur’an ke sekolah, pengajian atau majelis ta’lim.

Yang lebih berbahaya lagi, kita  sering terjebak dengan kesenangan membaca buku karangan yang mengupas Al-qur’an secara khusus bagian - bagian tertentu saja yang sedang kita perlukan, seperti tentang perintah dan larangan Allah SWT, hukum nikah dan waris, Cerita-cerita tentang umat terdahulu dan adzab yang diturunkan, Kisah tentang Nabi dan Rasul, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kita lebih senang mempelajari Al-qur’an dari buku - buku tersebut daripada langsung dari sumbernya yaitu Al-qur’an dan tafsirnya. Membaca buku buku tersebut sangat baik sebagai pendalaman bila kita sudah pernah tahu / mempelajari isi Al-qur’an secara keseluruhan. Kalau belum pernah mengetahui isi dan tafsir Al-qur’an secara keseluruhan, yang ditakutkan adalah bila kita tak akan pernah tahu isi Al-qur’an seluruhnya karena sibuk mempelajari bagian - bagian tertentu dari Al-qur’an saja. Tentang kisah umat umat terdahulu misalnya, silahkan hitung berapa ribu buku lokal dan manca negara yang khusus mempelajari masalah  tersebut. Belum lagi dekripsi dalam bentuk cd dan sebagainya. Sekali lagi mempelajari Al-qur’an dari buku - buku tidak masalah asalkan kita sudah tahu secara global apa dan bagaimana isi Al-qur’an yang  sesungguhnya, sehingga kita tak akan pernah melenceng dari ajaran islam dan tak akan tersesat oleh pemikiran - pemikiran yang sama sekali baru atau melenceng dari isi Al-qur’an yang seseungguhnya. Semoga kita tidak terjebak dengan strategi setan ini dalam menyesatkan anak adam.

 Ternyata ada pengalaman pribadi yang berkaitan dengan kegiatan membaca Al-quran sehari - hari ini. Sebelum penulis melakukan aktivitas membaca Al-qur’an secara rutin di dalam setiap kesempatan sehari - hari, kebiasaan buruk sulit sekali dicegah pelaksanaannya. Semuanya mudah sekali dilakukan. Kalaupun ada keinginan untuk terbebas dari kebiasaan buruk tersebut, biasanya hanya insindentil. Kalau ada kesempatan lain, maka akan dilakukan lagi. Dorongan bisa dari dalam hati sendiri atau adanya kesempatan dan pengaruh lingkungan yang mendukung. Saat itu semua kontrol sangat kurang sekali. Tetapi setelaH melakukan aktivitas membaca Al-qur’an secara rutin di setiap kesempatan, alhamdulillah, kebiasaan buruk menjadi lebih mudah dicegah. Ibarat kontrol yang tak terlihat, kecondongan hati untuk melakukan kebiasaan buruh berkurang, keinginan untuk mendekati lingkungan yang mendukung kebiasaan buruk tersebut tak ada, selanjutnya hati lebih tenang, merasa malu berbuat dosa karena yakin ada yang mengawasi saat kita sedang sendiri, merasa tak ada gunanya berbuat buruk.

Nah, semoga ulasan pendek ini dapat menjadi pendorong bagi kita umat muslim untuk menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman hidup yang sebenarnya. Sebagai pengamalan rukun iman yaitu percaya kepada kitab-kitab Allah. Insya Allah cahaya-Nya akan menerangi kehidupan kita. AMIN YA ROBBAL 'ALAMIN.

NB.
MAAF, BILA ADA PERBEDAAN PENDAPAT / PENAFSIRAN DALAM ULASAN SAYA INI, TAK ADA NIAT DARI PENULIS UNTUK MERASA BENAR SENDIRI. SEMUA HANYA BERDASARKAN PEMIKIRAN PENULIS YANG TERBATAS. KALAU ADA KESALAHAN ADALAH DARI SAYA SENDIRI. MOHON KOREKSI PEMBACA SEKALIAN. TERIMA KASIH.








No comments:

Post a Comment