Total Pageviews

Sunday, October 29, 2017

JANGAN PUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH SWT ( SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH HUTANG )

Jangan ..... Jangan ..... Jangan sampai putus asa, saudaraku.
Jangan.......jangan ... jangan sampai putus asa hanya gara gara hutang, saudaraku.
Masalah hutang yang membelit memang menyesakkan dada. Apalagi bila semakin menumpuk tak berujung tanpa ada alternatif penyelesaian.
Percayalah......... Masih ada jalan....
Bukan jalan sesat ... bukan jalan setan......
Yakinlah, Allah Maha Tahu segalanya.....
Allah tidak tidur.........

Penasaran ? Baca ceritaku di bawah ini....



Satu yang harus diingat ( sebagai seorang muslim ) bahwa semua masalah pasti ada pemecahannya.
Ingat dalam Al Qur'an surat Al Hijr (15) : 56 disebutkan :

"Dia ( Ibrahim ) berkata, "Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang yang sesat."

Percayalah, di balik kesulitan, pasti ada kemudahan.
Lihat Al Qur'an surat Al Insyirah (94) : 5-6

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"  

Jangan sampai hanya gara gara hutang, kita tersesat. Sesat karena mencari jalan yang tak diridloi Allah. Karena melalui jalan setan. Mencari pesugihan, mencari solusi lewat dukun, mencari solusi lewat togel, dsb. Hingga sesat  dunia, dan akherat. Di dunia sengsara, di akherat disiksa pula. Rugilah kita......

Lalu bagaimana solusinya ? Aku punya cerita tersendiri ( kisah nyata ) tentang masalah hutang ini.

Temanku ( sebut saja namanya K (inisial) ), dari kota T
Temenku itu seorang wiraswastawan, yang sangat ulet dan gigih dalam berusaha. Pada awal usahanya, dia memiliki satu toko. Sebuah toko yang menjual tas, sepatu, sandal  dan perlengkapan sekolah termasuk macam macam seragam sekolah. Dia mengawali semuanya dari nol. Modal usahanya adalah dari pesangonnya saat kena PHK dari sebuah perusahaan swasta tempat bekerjanya sejak lulus sekolah.  Sebagai seorang muslim, dia tak pernah lupa berdo'a kepada Allah, siang malam agar usahanya semakin maju. Dan alhamdulillah usahanya tak sia sia. Tokonya tambah maju dan semakin maju. Akhirnya dengan tabungan yang dikumpulkannya, dia mampu membeli sebidang tanah kosong yang terletak di pinggir jalan raya. Kalau dianggap investasi, maka keputusan untuk membeli tanah itu termasuk sudah tepat. Harga tanah tak akan pernah turun. Apalagi bila letaknya di pinggir jalan raya.

Setelah beberapa waktu, dia ingin membangun sebuah ruko ( rumah toko ) di tanah yang dibelinya. Namun ada kendala masalah keuangan. Kalau uang diambilkan dari toko, tentunya sangat beresiko. Karena sama saja artinya mengurangi modal yang ada di toko. Bisa merusak cash flow. Jadi, harus ada dana lain.
Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang teman lama yang menawarinya kredit dari sebuah lembaga keuangan. Kredit usaha biasa dengan jangka waktu tertentu dan jumlah pembayaran tertentu pula. Sistem pembayarannya secara flat. Tapi dia menolaknya, karena dia sering mendengar banyaknya kasus kredit macet yang berujung penyitaan jaminan oleh si pemberi kredit, yang diakibatkan karena usaha yang bangkrut dan tak bisa membayar angsuran bulanan.
Solusinya si teman memberi alternatif yaitu pinjaman senilai plafon jumlah tertentu dengan sistem rekening koran  Bunga dibayar sistem harian. Dia hanya membayar bunga, uang pinjaman yang dipakainya saja. Perhitungannya adalah tiap akhir bulan. Keuntungannya, dia bisa mengambil atau mengembalikan uang yang dipakai sesuai dengan naik turun pendapatan usahanya. Setelah dipertimbangkan secara matang, akhirnya dia memutuskan mengambil pinjaman tersebut. Jumlah maksimal plafon yang diajukannya ( sebagai persiapan ) adalah senilai sebuah rumah toko yang akan dibangunnya. Tetapi karena nilai jaminan yang dipakai dianggap kurang (sertifikat tanah kosong di  pinggir jalan raya ), maka dia meminjam sertifikat rumah milik saudaranya sebagai tambahan. Jadi untuk mencairkan kredit tersebut, dia harus menjaminkan 2 buah sertifikat.

Pada awal kredit, semua lancar lancar saja. Dia ambil sedikit uang dan segera mengembalikannya sebelum akhir bulan, sehingga bunga yang dibayarkannya tidak terlalu besar. Cash flow tak terganggu.
Namun masalah mulai timbul ketika dia mulai membangun ruko di tanah kosong yang dijadikan jaminan. Membangun rumah adalah ibarat bisul yang tak segera meletus. Rencana pembangunannya yang direncanakan pelan pelan saja ternyata tidak bisa dibendung. Semua mengalir deras.Proses pembangunan yang direncanakan hanya lantai satu saja, ternyata berlanjut sampai lantai dua. Setelah lantai dua, pembangunan berlanjut sampai ruko selesai seluruhnya. Biaya memang tidak jadi masalah karena dicover oleh dana pinjaman. Sebagai tahap akhir ( finishing ), karena plafon kreditnya hampir habis, maka dia menjual mobil pribadi yang dimiliki.

Masalah pembangunan ruko selesai. Tapi masalah lainnya muncul. Karena plafon kredit hampir habis, maka tentu saja tak bisa dimanfaatkan lagi. Dia harus mencicil pokok dan membayar bunga pinjaman yang telah dipakainya tiap akhir bulan. Jumlah yang tidak sedikit dan sangat mengganggu cash flow usahanya. Karena sistemnya rekening koran, maka kalau dia hanya mampu membayar bunga uang yang dipakainya saja, maka jumlah pokok pinjamannya tak akan pernah berkurang. Jadi agar pokok bunganya berkurang, maka dia harus bayar lebih. Tapi uang dari mana ?

Saat itulah dia merasa bodoh. Tapi penyesalan selalu terjadi di akhir episode. Belum lagi dia harus memperpanjang kontrak pinjamannya tiap beberapa tahun sekali. Sudah tidak bisa diambil manfaatnya, tapi masih  harus bayar profisi, administrasi, asuransi, dll.
Masalah lain muncul ketika saudaranya mulai menanyakan bagaimana sertifikat rumah yang dipakainya. Kapan akan dikembalikan ?
Untuk menyelesaiakan semuanya, mau tidak mau, maka dia harus melunasi seluruh pinjaman plus bunganya.  Tapi uang dari mana ?
Bila dalam kondisi seperti itu, dia yakin tak akan mampu bertahan Maka harus ada solusi. Tapi apa ?.

Makan tak enak, tidur tak nyenyak.....
Mau minta tolong saudara, dia tidak yakin ada yang mampu membantunya dengan menyediakan uang cash sebanyak itu. Mau menjual tanah plus bangunan yang baru dibangunnya, sertifikat tak ada di tangan.  Mau pinjam uang dari sumber lain, dia tak punya jaminan yang bisa dipakai.

Pusing tujuh keliling jadinya. Keuntungan penjualan yang seharusnya dinikmati untuk biaya hidup sehari hari, akhirnya ludes buat bayar bunga saja. Bunga bayar terus, tapi pokok pinjaman tak pernah berkurang. Akhirnya Setelah pertolongan manusia tak bisa diharap lagi. Dia kembalikan semuanya kepada Allah SWT. Memohon solusi yang terbaik. Solusi yang tuntas.

Do'a tak putus.......
tiap malam shalat tahajud, istiqaroh, hajad.................
tiap siang shalat dhuha....................
shalat qobliyah bakdiyah di aktifkan............
shalat tepat pada waktunya...............................
Selalu diusahakan shalat berjamaah di masjid....

Setelah beberapa waktu....... Allah mendengar do'anya.

Alhamdulillah, Allah memberi jalan keluar. Jalan keluar yang tak disangka sangkanya. Melebihi harapannya selama ini. Dengan cara take over kredit ( karena sertifikat masih ada di pemberi pinjaman ), dia mendapatkan pinjaman kredit perumahan rakyat ( KPR ) dari pemberi kredit yang lain. Jaminannya sertifikat tanah yang baru dibangunnya ( karena sudah ada bangunan rukonya maka nilainya jadi besar, cukup untuk menutup plafon pinjamannya yang dulu ). Masa kreditnya lebih panjang, bunga pinjamannya lebih rendah, sehingga cicilannya lebih ringan. Dengan asuransi jiwa yang  bisa menutup seluruh pinjaman bila si peminjam meninggal dunia. Plus catatan, bila punya uang lebih, kontrak bisa direvisi ulang. Dan yang melegakan lagi, pada akhir kontrak, nilai kreditnya lunas. Saat penandatangannya kredit, dia mengajukan uang tambahan senilai harga sebuah mobil bekas yang tahunnya tidak terlalu tua. Karena jumlah pengajuan masih lebih rendah dari nilai jaminan, maka permintaannya disetujui. Sebuah solusi cerdas, karena itu berarti kredit mobil dengan perhitungan bunga kpr

Akhirnya happy ending. Sertifikat rumah saudaranya bisa dikembalikan. Bisa membeli mobil lagi. Dengan cicilan yang lebih ringan dan pokok pinjaman lunas pada saat akhir masa kredit (KPR). Masalah hutang memang belum selesai, tapi paling tidak itulah yang bisa dilaksanakan saat itu.
Subhanallah. Tak ada yang bisa memberi solusi seperti ini kalau bukan Allah SWT. Sang pemilik Bumi, langit dan seisinya. Allahu akbar.

Tidak ada maksud untuk menjelekkan siapa atau apapun, Semuanya semata mata hanya untuk menjadi i'tibar. Sudah selayaknya bila kita berpikir matang dulu sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu. Semoga bisa diambil manfaatnya. Amiin ya robbal 'alamin.

Untuk temanku :
Aku berdo'a semoga dia segera bisa melunasi seluruh utangnya, Insya Allah sebelum masa kredit berakhir.  Ya Allah perkenankan do'aku. Aamiin ya robbal 'alamin..




Agus prihandono

No comments:

Post a Comment