Total Pageviews

Saturday, October 21, 2017

KUCING JUGA MANUSIA



Kucing juga manusia
( SEKEDAR HIBURAN / SELINGAN .... JANGAN " BAPER "  )

gambar ilustrasi : printablecolouringpages.co.uk

Aku mempunyai seekor kucing. kata orang orang kucing keturunan persia. Seekor kucing jantan. Bulunya hitam legam dengan ekornya yang panjang dan lebat. Kudapat dari seorang saudara saat masih berumur 2 bulan. Ada kegagahan saat dia dalam posisi duduk nya. Mata hitam bulat dan hidung agak pesek. Umurnya sekarang memang baru delapan bulan tapi badannya sudah besar. Lebih besar dari kucing lokal seusianya. 
Anakku memberinya nama "CHIMO" ( entah apa artinya ). 



Chimo seekor kucing penurut, telinganya langsung tegak saat mendengar namanya dipanggil. Dan langsung datang menemui si pemanggil,  kemudian mengeser geserkan kepalanya ke tangan. Kadang mengajak bercanda dengan menggigit gigit dengan giginya yang belum begitu tajam. Tidurnya dimana mana, kadang di kasur anakku, atau di sofa ruang tamu. Di mana saja yang penting empuk dan nyaman. Tempat kencing dan Beol nya sudah ada tersendiri. Seekor kucing yang tahu menempatkan diri, tidak buang hajad sembarangan. He..he....

Suatu ketika, suatu malam yang gelap tak berbintang ( cihui.... sok tahu, sok puitis ), aku terbangun mendengar suara meongan saling bersaut sautan di atas asbes rumahku. Suaranya berisik sekali. Dengan membawa gagang sapu aku naik ke lantai dua tempat jemuran. Aku melihat chimo sedang berhadapan dengan seekor kucing betina lokal. Lho masa sih umur delapan bulan sudah waktunya kawin ?  ( maaf aku memang bodoh masalah ilmu  tentang perkucingan ). Si betina lokal segera lari ke atas genteng tetangga ketika melihat aku datang membawa gagang sapu. Lalu chimo aku bawa turun. Jendela yang agak terbuka tempat chimo keluar, aku rapatkan lagi.Agar chimo tak keluar lagi. Untuk sementara aman. Aku bisa melanjutkan mimpiku yang  tadi terputus sambil memeluk guling ( apa masih bisa ya ? ).          

Hari berikutnya, kejadian yang sama terulang lagi. tapi kali ini bukan meongan meongan mesra yang terdengar. Tetapi suara geraman atau lebih tepatnya raungan keras. Aku segera berlari menuju tempat suara berisik itu. Anakku yang sempat terbangun juga ikut pergi ke atas denganku. Kali ini chimo terlihat meringkuk di pojok bawah atap sambil menggeram. Sementara di depannya ada kucing lokal warna putih. Seekor pejantan yang besar. Meraung raung keras di depan chimo yang ketakutan. ( Aku tak tahu apakah itu "suami" kucing betina yang kemarin bercengkerama dengan chimo, he...he... ).
Aku segera mengambil sapu yang telah kupersiapkan untuk menghalau si kucing jantan lokal. Belum sempat gagang sapuku mengenai tubuhnya, dia sudah melompat ke atas genteng tetangga. Berhenti sebentar dan menoleh ke arahku. Matanya tajam dan hitam legam ( hi.......) Seolah ada ancaman di dalamnya. Kemudian pergi. Anakku segera mendekati chimo yang masih ketakutan. Tapi sedetik kemudian dia menjauh. 
"Chima bau, Pak. Badannya basah terkena air kencing dan pantatnya penuh dengan tahi kucing".
Aku tertawa. Setengah gak percaya. "Masa, sih ?" 
Anakku komentar sambil tertawa,.Seperti sebuah lirik lagu,  "KUCING JUGA MANUSIA" punya rasa punya hati....
Aku juga tertawa, oala, chimo...chimo.... ternyata bukan manusia saja yang terkencing kencing saat merasa ketakutan yang sangat. 
Besoknya, chimo dibawa ke pet shop langganan. Untuk dimandikan. Biayanya waktu itu rp. 35.000,- katanya sudah termasuk  pijat. ( Biaya ngurus kucing persia ternyata mahal. bro.... )



Semoga bermanfaat. Just intermezo.

Agus Prihandono

No comments:

Post a Comment