Total Pageviews

Thursday, October 12, 2017

BAGAIMANA CARA MEMAHAMI TAQDIR ALLAH ?

Bagaimana sih caranya memahami masalah taqdir Allah ?

Masalah taqdir selalu menjadi misteri sejak dahulu hingga sekarang... masih banyak yang belum bisa memahami taqdir secara benar.... termasuk aku..... he..he..   Penyebabnya mungkin karena belum bisa menerima karena ketidaktahuan, karena kurang ilmu atau karena tidak sesuai dengan angan angan dan harapan bahkan  karena tidak sejalan dengan akal dan pikiran.



Sebelumnya aku mohon maaf bila ada yang tak berkenan dengan ulasanku ini, karena aku bukan seorang ustad, bukan sarjana lulusan agama, aku hanya seorang pencari kebenaran, seorang truth seeker, yang suka merenungi hari hari, dan suka menulis. Menulis apa saja yang terbersit dan terlintas dalam benakku. Dan membagikannya buat siapa saja, tak ada niatan untuk menggurui atau sok tahu. Aku bebas menerima kritikan apapun. Kuawali dengan  "Bismillahirrohmaannirrohiim".
Semoga Allah meluruskan niat ku menulis hanya karena Allah Ta'ala. Bukan karena yang lain.

Masih mau tahu ceritaku ?


Saat dilahirkan, kita sudah pasti tak bisa memilih siapa, dimana tempatnya dan bagaimana keadaan orangtua kita. Kita tak bisa minta agar terlahir "seperti yang kita inginkan". Kita tak biasa memilih untuk dilahirkan oleh orang tua berkulit putih, kuning atau coklat. Kita tak bisa minta dilahirkan di negara arab, america ataupun africa. Semua kehendak Allah. Sejak dilahirkan hingga menjelang akil baligh, kita tak bisa menentukan apa yang akan di lakukan. Semua dipilihkan oleh orangtua kita. Pilihan yang ada tergantung kondisi orangtua saat itu. Kalau orang tua termasuk orang yang pengetahuan agamanya kuat dan taat beribadah, maka masa kecil kita, selain bersekolah umum, biasanya akan diisi dengan banyak kegiatan keagamaan, seperti sekolah sore ( Madrasah Diniyah ) dan mengaji di TPA (Tempat Pendidikan Al Qur'an). Sehingga saat akil baligh sudah mempunyai bekal agama yang kuat. Kalau sebaliknya, maka saat akil baligh, kita hanya akan mempunyai pengetahuan agama yang sedikit / mminim atau mungkin tidak punya sama sekali. Apapun kondisinya, tidak bisa kita sesali, karena proses itu terjadi di luar kekemampuan kita.  Kita tak bisa menyalahkan siapa siapa, karena Allahlah yang menentukan di rahim siapakah kita akan dilahirkan.  Inilah "Taqdir" yang harus kita jalani. Jadi, anak kecil yang belum baligh, menurut ustad Zulkifi Muhammad Ali, Lc MA tidak akan dihisap,

Saat akil baligh, ketika sudah mulai dibebani dengan tanggung jawab atas kehidupan kita sendiri, ketika sudah tahu mana baik mana buruk, mana yang salah dan mana yang benar, maka........ saat itulah kita diberi kesempatan untuk memilih. Apapun pilihannya, akan membawa konsekuensi di masa depan.

"SAAT MENCAPAI USIA AKIL BALIGH, MAKA KITALAH YANG BISA MENENTUKAN TAQDIR  KITA SENDIRI...... "

Ada dua jalan yang bisa dipilih yang bisa menentukan masa depan kita. Mana yang dipilih diantara dua pilihan tersebut, maka itulah akan jadi "Taqdir kita"   Dan tidak boleh lagi ada perkataan, " Inilah nasibku, sudah taqdirku diputuskan Allah begini." Taqdir kita, kitalah yang pilih, taqdir kita kitalah yang buat.

Jalan yang pertama adalah jalan yang mudah, kita bisa melakukan apa saja tanpa batas, tanpa aturan, tanpa etika, tanpa peduli haram dan halal. Yang penting tujuan tercapai. Tak peduli apa dan bahaimana cara kita hidup, tak peduli apa sih tujuan hidup di dunia ini, Tak mau tahu akan kemana dan bagaimana keadaan kita setelah kehidupan ini berakhir. Dan..... hasil akhirnya adalah kesedihan yang tiada putus berupa Naar ( neraka ) yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu.

Jalan yang kedua adalah jalan yang sulit. jalan yang sukar dan berliku liku. Banyak onak dan duri. Dibutuhkan perjuangan yang berat untuk melaluinya. Yaitu jalan yang lurus, jalan yang sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia  yaitu "hanya semata mata" untuk menyembah kepada Nya." Tapi .....  jangan lupa.......ada imbalan yang manis berupa jannah ( sorga ) bagi yang bisa menjalaninya. Insya Allah.

Bagi yang kebetulan terlahir dari keluarga muslim yang taat beragama, ataupun keluarga muslim yang kurang pengetahuan agamanya ( Islam KTP ), kita harus banyak banyak bersyukur, karena modal awal untuk mencapai jannah sudah ada. Kenapa ? Ya karena syarat masuk sorga adalah beriman kepada Allah SWT dan mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Hamba dan Rasul terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT. Kita harus yakin bahwa  Islam adalah agama yang benar. Agama para Nabi. Nabi Adam adalah seorang muslim ( muslim artinya orang yang berserah diri kepada Allah) Lihat video DR Khalid Basalamah, MA. Begitu juga dengan Nabi nabi berikutnya sampai dengan Nabi akhir jaman yaitu Nabi Muhammad SAW.

Apapun perbuatan atau amal baik yang kita lakukan yang tanpa didasari dengan keimanan kepada Allah SWT akan sia sia belaka. Nilainya adalah nol. Sebagai seorang muslim, kita tinggal mempelajari apa apa saja yang harus dilakukan dalam kehidupan ini. Dan terus berusaha mencapai derajad yang tertinggi dalam keimanan kita kepada Allah SWT. Buku panduannya adalah Al Qur'an yang mulia dan sunnah Rasul Muhammad SAW. Nabi yang ummi ( buta huruf ).

Kenapa harus Al Qur'an ? ya karena itulah satu satunya kitab suci yang merupakan Kalam Allah dan yang masih terjaga keasliannya dan jauh dari kerusakan sampai sekarang. Isinya masih tetap karena dihafal oleh banyak manusia. Isinya masih tetap, Per surat, per ayat bahkan per huruf. Lihat "bukti bahwa Al Quran adalah mukjizat".  

Bagi yang kebetulan terlahir dari keluarga non muslim, maka tak boleh menutup diri dari kebenaran hakiki di luar pengetahuannya selama ini. Harus banyak banyak belajar. Terbuka menerima masukan dari orang lain. "Sudah benarkah keyakinan yang selama ini diikuti ?"Jangan sampai ada penyesalan ......... di hari perhitungan kelak. Mumpung masih ada waktu...... Sebelum malaikat maut ( izroil ) datang menjemput.......

Kalau benar benar mau belajar dan bersungguh sungguh berusaha mencari kebanaran yang sejati, maka insya Allah akan mendapat hidayah Allah SWT. Aamiin ya robbal 'alamiin.
Memang tantangannya lebih berat, tapi...... Ingat yang dinilai adalah prosesnya bukan semata mata hasil yang diperoleh. Semakin berat cobaan dan rintangan yang dijalani, maka akan makin tinggi pula nilainya di mata Allah.

WARNING.......
"KALAU PILIHAN KITA KELIRU, TAK PERLU KITA MENYALAHKAN SIAPA SIAPA, APALAGI MENYALAHKAN ALLAH....... LALU MENCARI PEMBENARAN SENDIRI ........ HIDUP CUMA SATU KALI DAN HIDUP BUKAN GAME YANG BISA DI RESTART KETIKA GAME OVER ... DAN TAK BISA DIULANG KEMBALI SETELAH TAHU ADA KESALAHAN DALAM LANGKAH KITA.


Jangan sampai ada protes, dan berpikir :

" Bukankah kalau Allah mau, maka kita semua akan dijadikan seorang muslim dan dimasukkan sorga semuanya ?"
"Bukankah kalau Allah berkehendak, kita semua akan patuh dan beriman kepada Nya dan tak ada yang masuk neraka ?"

Hati hati...

itu adalah cara setan menipu kita dengan cara mencari pembenaran sendiri...
Allah sudah punya makhluk yang bernama Iblis / setan yang sudah jelas masuk neraka karena durhaka kepada-Nya
Allah sudah punya Malaikat yang tak pernah menolak perintah-Nya dan selalu memuji-Nya sepanjang waktu.
Manusia adalah makhluk yang menakjubkan. Amazing....
Bukankah kita sudah diberi hati dan akal pikiran ?
Bukankah kita sudah diberi kemampuan untuk membedakan jalan yang baik dan buruk ?
Sudah ada jalan dua jalan untuk kita pilih.
Dan kita sudah diperingatkan.......
Semua terserah kita, jalan mana yang akan dilalui.....
Manusia  bebas memilih jalan apa yang dilaluinya. Dan setiap pilihan mempunyai konsekuensi masing masing. silahkan......

Apapun pilihan kita, itulah taqdir kita.

Masih bingung masalah taqdir ini ?

Kalau masih bingung, agar tak tersesat, Sementara ini pakai dulu dasar pedoman dari sahabat Ali bin abi thalib dalam buku karya Ibnul Qayyim Al Jauziyyah : "Takdir adalah jalan yang gelap. Maka janganlah kalian melaluinya, ia juga lautan yang dalam, maka janganlah kalian menyelaminya. Dan rahasia Allah, maka janganlah kalian menyusahkan diri dengannya."

Semoga bermanfaat.



Agus Prihandono

No comments:

Post a Comment