Total Pageviews

Monday, May 5, 2014

KANTUK ITU HAMPIR MEMBUATKU CELAKA

Judul kali ini sempat menyadarkanku atas nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita dan sering terlupakan. Ampuni aku Ya Allah, bila tak sengaja kufur atas nikmat yang telah Engkau limpahkan selama ini..

Aku punya banyak pengalaman yang tidak enak masalah mengantuk ini, mulai dari mengantuk saat diajak berbicara,  saat menunggu sesuatu, saat naik kendaraan umum sampai saat acara tahlilan atau yasinan. Dan tentu saja masih banyak lagi waktu-waktu yang lainnya.

Yang namanya mengantuk saat diajak bicara itu sudah bukan kejadian aneh lagi, apalagi kalau sedang tiduran di kamar tidur sambil nonton televisi. Istriku sempat jengkel kalau mengajak bicara denganku pada saat seperti ini. Karena biasanya ketika bicaranya belum selesai, aku sudah ngorok duluan. He.. he...



Tentang ngantuk saat menunggu sesuatu, bahkan lebih parah lagi. Kejadiannya bisa dimana saja. Saat menunggu antrian teller di bank ( apalagi kalau kursi tunggunya empuk ), saat antri periksa dokter, saat menunggu jadwal kereta api, dan lain lain. Karena sering malu karena ketahuan tertidur pada saat saat menunggu tersebut, sekarang aku mengantisipasinya dengan sibuk main game di ponsel. Meski tetap mengantuk, paling tidak aku tidak sampai tertidur. Yang paling lucu ( atau aneh ) adalah saat yasinan atau tahlilan ( membaca doa dan kalimat toyyibah di acara peringatan sekian hari kematian warga muslim ). Di saat awal pembukaan acara aku masih bisa "melek" tapi mendekati pembacaan surat-surat biasanya aku tertidur. Lalu anehnya, mendekati acara selesai, aku pasti terbangun. Jadi tidak sampai dibangunkan teman saat acara selesai. Karena acara seperti ini biasanya dilakukan sambil lesehan, maka agar tidak ketahuan tertidur, aku biasanya cari tempat yang ada sandarannya, bisa tembok atau kursi. Kalau ketahuan teman, biasanya sambil bercanda aku katakan saja aku kena penyakit "sindrom tahlilan".    

Mengantuk ketika naik kendaraan umum atau pribadi juga pasti aku alami. Agar tidak ketahuan kalau tertidur, aku biasanya memilih posisi kursi yang dekat kaca jendela. Soalnya aku punya pengalaman yang tidak enak saat tertidur dengan posisi duduk di pinggir. Aku terbangun tiba-tiba karena kaget kendaraannya mengerem mendadak. Barang bawaan yang kebetulan aku letakkan di pangkuanku terlempar begitu saja dan mengenai kepala orang di depanku. Aku harus minta maaf berkali-kali kepada penumpang tersebut meski barang bawaan tersebut tidak terlalu berat.

Sebenarnya masih banyak pengalaman tidak mengenakkan akibat mengantuk ini. Tapi yang paling berbahaya adalah mengantuk saat mengemudi. Karena kalau sampai terjadi, nyawa taruhannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, biasanya aku setel musik agak keras bila mengemudi sendirian.atau ngobrol terus bila bepergian dengan istri atau anak anakku. Aku juga selalu membawa minyak aromateraphy. Biasanya kalau kantuknya terlalu berat, aku oleskan saja minyak aromaterphy tersebut di bawah mata agar tetap "melek". Ada dua kali kejadian yang hampir saja membuatku celaka.
Yang pertama, adalah saat aku mengemudi malam hari sendirian sepulang dari luar kota. Sebenarnya musik sudah aku setel dengan suara keras, entah karena capek atau apa, tanpa aku sadari aku tertidur dalam keadaan pegang stir ( di jalan lurus tapi menanjak ). Cuma sedetik hilang kesadaran, lalu cahaya lampu dim besar sebuah bus antar kota tiba-tiba muncul di hadapanku. Secara reflek aku membanting stir ke kiri. Cuma sedetik. Dan sedetik itu telah menyelamatkanku dari kecelakaan. Jantungku berdegup kencang. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhku. Untuk menenangkan diri, mobil aku parkir di pinggir jalan sambil bersyukur kepada Allah SWT, . karena masih diselamatkan. Alhamdulillah. Karena kejadian itu, dua jam kemudian, mataku tetap terbuka lebar sampai mobil aku parkir di garasi rumah.
Yang kedua, adalah saat aku bepergian berdua dengan istriku. Kejadiannya siang hari di jalan besar yang ada marka jalannya. Sebenarnya sekitar satu kilo meter sebelum tempat kejadian aku sudah mengatakan kepada istriku kalau aku agak mengantuk. Aku juga sempat bertanya padanya apa membawa minyak aromateraphy apa enggak ( waktu itu minyakku ketinggalan ).karena mataku sangat berat sekali. Ternyata dia nggak membawa. Dan hanya beberapa menit kemudian aku tersentak kaget mendengar teriakan keras istriku. "Mas, jangan terlalu kanan !". Secara reflek tanganku membanting stir ke kiri. Tak melihat ada mobil atau kendaraan lain di sekitarku. Istriku bilang kalau mobilku meluncur ke kanan dan semakin ke kanan sampai hampir menabrak marka jalan. Jaraknya tinggal sejari saja. Alhamdulillah, Allah SWT masih memberikan keselamatan buat aku dan istriku. Seperti kejadian yang pertama dulu, aku yakin aku cuma tertidur sedetik saja. Dan sedetik itu hampir saja membuat kami celaka. Maha besar Allah. Allahhu Akbar.     

Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Amin.   
 
Agus Prihandono


No comments:

Post a Comment