Total Pageviews

Wednesday, May 9, 2012

ANAK BUAHKU YANG LUCU ( ATAU ANEH ? )



Wah ketemu lagi... sebelumnya aku ucapkan terima kasih lho buat pembaca sekalian karena masih mau membaca ceritaku ini. Masalah berbobot atau enggak, silahkan dinilai sendiri..... aku nggak mentargetkan apa-apa, sekedar mengurangi beban yang kupikirkan dengan mengekspresikannya dalam blog ini. Kali ini tentang lika likunya mengurus anak buah / karyawan di tokoku. Cerita ini sebenarnya tentang masalah kenaikan gaji karyawan toko. Ceritanya begini :



Aku punya dua toko, sebenarnya ada tiga, tapi karena sesuatu hal akhirnya toko ketiga aku tutup... aku pikir gara2nya karena kurang telaten saja ( atau karena serakah ya, pengen mendapatkan semuanya dengan lebih banyak dan lebih cepat, tanpa memperhitungkan waktu, modal, tenaga dan kesempatan yang dimiliki, he..he... ).

Biasanya, toko tradisional seperti yang kumiliki, lalu lintas keluar masuk karyawan sangat tinggi sekali, ada yang baru kerja sebulan sudah pamit keluar, ada yang sampai bertahan selama tiga bulan dan yang setengah tahun juga ada. alasannya tentu saja bermacam-macam. Nah gaji untuk karyawan yang hanya bekerja sebentar terus pamit keluar sih tentu saja tak ada masalah apa2. Tapi bagi karyawan yang telah lama  kerja di tokoku, tentu saja harus aku pertimbangkan masalah penggajianya, terutama masalah kenaikan gaji berkalanya, seperti berapa tahun sekali dan seberapa besar gaji dinaikkan.

Suatu ketika, beberapa tahun yang lalu, aku sudah lupa kapan kejadiannya, terjadi inflasi yang tinggi sehingga harga harga bahan pokok melambung tinggi, akibatnya banyak karyawan di tokoku yang mengeluh gaji yang kubayarkan sudah tidak mencukupi lagi untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok mereka sehari-hari. Aku sendiri juga merasa prihatin dengan keadaan ini. mau dinaikkan takutnya ternyata tidak sesuai dengan omzet toko setiap harinya, Bukankah aku harus tetap bertahan dalam kondisi seperti ini. biasanya ketika inflasi tinggi, keuntungan toko cenderung menurun. Tetapi Setelah dipertimbang kan masak-masak, akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk "menambah" gaji setiap karyawan dengan jumlah yang sama sebagai "penyesuaian" gaji, tidak tergantung lama atau pendeknya masa kerja. Aku yakin "tambahan" ini dapat sekedar mengurangi beban mereka sehari-hari.

Semua karyawan aku kumpulkan untuk diberitahu masalah ini. Hampir semuanya merasa berterima kasih atas "tambahan" gaji ini, namun ada satu karyawanku ( senior ) yang tak bisa menerima keputusan ini.  Alasannya dia merasa paling senior dan harus mendapatkan "tambahan" yang lebih banyak dibanding teman-temannya yang lain. Aku sudah menjelaskan kalau "tambahan" ini adalah "penyesuaian" saja, bukan kenaikan gaji yang harus diprosentase dari gaji yang selama ini diterima. Dia tetap tak bisa menerima argumentasiku. Bahkan dia mengancam kalau keinginananya tak dipenuhi, dia mau mengundurkan diri saja.

selama dua hari aku tak bisa tidur memikirkan keadaan ini. Apa caraku yang salah, sehingga keinginan baik yang kuberikan tidak bisa diterima ? bukankah kalau aku cuek saja atas nasibnya, merekapun tak bisa berbuat apa apa ?
jangan-jangan cara berpikir karyawanku itu yang lucu ( atau aneh ? )

Setelah aku tak menanggapi permintaannya, karyawan tersebut akhirnya benar-benar  mengundurkan diri. Yang sampai sekarang tak bisa aku mengerti adalah, kalau biasanya penyebab karyawan mogok kerja atau mengundurkan diri dari pekerjaannya adalah karena minta kenaikan gaji dan tidak dikabulkan, lha kasus ini malah sebaliknya. karyawan mengundurkan diri karena gajinya ditambahi,  padahal dia tidak minta.


Nah, ada komentar ? 






No comments:

Post a Comment