Total Pageviews

Friday, June 12, 2015

MENJADI PLAYER YANG CERDAS

Bagaimana menjadi player yang cerdas ?
Ini jawabannya.......

Kata Orang hidup adalah sebuah teka-teki. Hidup adalah sebuah misteri. Kalau diibaratkan sebuah  permainan, maka hidup adalah sebuah permainan yang permulaannya tak pernah secara sengaja diinginkan tapi harus dilalui dan diselesaikan di akhirnya dengan sebaik baiknya. .   



Pada saat dilahirkan, kita tak bisa memilih. Kita tak bisa memilih siapa orangtua kita. Kita tak bisa memilih untuk dilahirkan oleh orangtua yang kaya raya atau miskin. Kita tak bisa memilih untuk dilahirkan sebagai makhluk yang ganteng atau cantik. Kita bisa lahir sebagai apa saja. Bayi yang jelek, bayi yang cacat atau bisa jadi kelahiran kita tak diinginkan oleh orangtua kita dan berakhir di tempat pembuangan sampah. Jadi apapun kita dan bagaimanapun awal kelahiran kita, harus kita terima. Dan harus dilalui karena  sudah terlanjur dilahirkan. Tak boleh ada protes.


Kita lahir melalui proses percampuran antara sperma dari bapak dan sel telur (ovum) dari ibu.  Lha kalau ada yang merasa "paling segalanya" karena dilahirkan oleh orangtua "yang paling segala-galanya", kemudian menganggap manusia yang lain sebagai "bukan siapa-siapa" atau tak perlu dianggap karena "bukan apa-apa", maka itu adalah "kesombongan yang besar". Seharusnya dia malah bersyukur karena kebetulan dilahirkan dalam keadaan itu. Dari fakta ini saja, kalau ada makhluk yang saat dewasanya menjadi sombong lalu menganggap dirinya Tuhan ( lihat kisah raja Fir'aun di jaman kerajaan mesir ) maka otaknya perlu dicuci karena bagaimana mungkin dia menganggap dirinya Tuhan padahal Tuhan sudah ada berjuta-juta tahun yang lalu. Tuhan sudah ada sebelum bumi dan langit diciptakan. Atau Qorun yang sangat sombong karena kekayaan yang dimilikinya, dan menganggap harta yang dimiliki adalah semata-mata hasil usahanya sendiri tanpa ada campur tangan sang pencipta. Apa dia lupa saat lahir dia hanya seonggok bayi yang hidup ( itupun karena adanya roh yang ditiupkan Allah) dan lahir dalam keadaan "telanjang" tanpa adanya perhiasan atau selembar kain sedikitpun yang menempel di tubuhnya ?  

Pada saat kehidupan berlangsung, bayi kemudian berkembang menjadi anak-anak. ada yang mati saat bayi, ada yang bertahan. Anak-anak tumbuh secara bertahap menjadi remaja. Remaja berubah menjadi dewasa. Ada yang sukses, kaya, terkenal. Ada yang terpuruk, jatuh miskin, hina dan dihina orang. Ada yang mati muda. Ada yang sampai tua dan sakit-sakitan. Ada yang hidupnya pas-pasan. Hidup sekedar hidup tanpa makna apapun. Tak berarti apapun. Ada yang mati wajar atau terbunuh. Ada yang dihormati orang, disanjung-sanjung. Ada yang harus bekerja keras bahkan sampai berkeringat darah untuk menyambung hidup. Ada juga yang santai tapi hidupnya bergelimang harta benda. Ada yang kawin lebih dari satu kali. Ada yang punya anak. Ada yang mandul. Ada yang bahkan tidak pernah kawin selama hidupnya. Tapi ada satu kesimpulan yang perlu diketahui :

             " KITA TAK PERNAH TAHU, APA YANG AKAN KITA LAKUKAN  ESOK HARI, KITA TAK BISA MENENTUKAN DENGAN PASTI APA YANG AKAN KITA LAKUKAN ESOK HARI, KITA TIDAK TAHU KAPAN DAN DI BUMI MANA KITA AKAN MATI" 

Hidup cuma satu kali. Sekali lahir, harus dilalui dan harus berakhir dengan baik. Hidup ibarat permainan. sekali salah di awal, maka akan salah seterusnya. Seorang pemain yang baik, seorang player yang cerdas, pasti akan mencari referensi atas kehidupan ini. Apa sih hakekat hidup ini. Apa tujuan hidup ini. Kenapa kita diciptakan..... Apa yang harus dilakukan selama menjalani kehidupan ? Sekali salah melangkah, maka penyesalan yang akan kita dapatkan. Karena hidup tak bisa diulangi. Sekali game over, maka selesailah sudah... tinggal pertanggung jawaban kita  kepada Sang pemberi kehidupan.
Referensi tentang kehidupan bisa kita dapatkan dari mana saja. Kita bisa memperhatikan apa-apa yang ada di alam ini ( tentang sisa-sisa peninggalan orang-orang yang dahulu ). Tentang keadaan dan kondisi bumi dan langit ( betapa teraturnya semua keadaan di alam ini ). Bisa dari diri keadaan kita sendiri ( anatomi yang sangat kompleks dan rumit ).
Kesimpulan yang didapat dari semua ini adalah :

                 "Kita tak mungkin tercipta dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan.  Ada skenario besar dibalik penciptakan ini" 

Referensi yang hanya berdasarkan logika dan akal pikiran saja bisa keliru karena kemampuan akal manusia sangatlah terbatas. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang paling akurat, harus didasarkan juga dari informasi di luar akal manusia. Seperti wahyu ilahi atau kitab suci yang diterima oleh nabi atau rasul, yang berasal dari Sang Pencipta bumi dan langit serta semua isinya. Sejak dahulu sudah banyak nabi atau utusan yang memberikan peringatan kepada manusia yang tersesat jalan atau hanya mengikuti "dugaan" saja. Ada 25 nama yang disebut dalam Al-Qur'an. Mulai dari nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Yakub, Yusuf, Yunus, Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Dzulkifli, Isa, Zakaria, Yahya, dan terakhir Muhammad SAW. Dan masih banyak lagi utusan-utusan yang lainnya yang namanya tidak disebutkan dalam kitab suci. Beberapa nabi dan rasul, memiliki kitab suci seperti Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur'an. Referensi yang paling akurat karena dijaga kemurniannya dari tangan-tangan jahil manusia adalah Al-Qur'an. Kitab Al-Qur'an tetap isinya dari bahasa arab sejak diwahyukan sekitar 1400 tahun yang lalu.

Bagi seorang Muslim, tentu saja pedomannya dari Al-Qur'anul karim. Yang diturunkan melalui wahyu dengan perantaraan malaikat jibril ( ruhul qudus ) kepada manusia pilihan yang selalu kita tunggu syafaatnya di hari pembalasan kelak,  nabi Agung Muhammad rosullulloh. Nabi dan rasul terakhir.

Lihat QS : Al-Isra' : 36 "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, pengelihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya."

lihat QS : Az-Zariyat : 20-21 :" Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang yakin, Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?"

Jadi kita tidak boleh "hidup" hanya berpedoman pada dugaan atau tradisi nenek moyang saja. Apa yang tidak sesuai dengan "wahyu ilahi" harus kita tolak. Jangan sampai salah melangkah di kehidupan kita yang cuma sekali ini, karena semua perbuatan kita harus dipertanggung jawabkan.  Jangan sampai penyesalan yang akan kita dapatkan di hari perhitungan ( yaumul hisab )  kelak.   

Lalu apa tujuan diciptakannya manusia ?

Tentang tujuan penciptaan manusia, coba lihat QS: Az-zariyat : 56  "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku"

JADI SETIAP LANGKAH DALAM KEHIDUPAN KITA, HARUS KITA NIATKAN SEMATA-MATA UNTUK  BERIBADAH KEPADA ALLAH  SWT, ALLAH SANG PENCIPTA, PEMILIK DAN PENGUASA BUMI SERTA LANGIT DAN SELURUH ISINYA.


Karena ada tujuan penciptaan yang jelas, maka hidup ini pasti ada akhirnya. Akhir kehidupan ini disebut hari kiamat. Bagi manusia kiamat kecil terjadi saat maut menjemput. Saat jasad kita dikubur dalam tanah. Ketika harta benda dan dunia dan orang orang yang kita sayangi, kita tinggalkan begitu saja. Kiamat besar terjadi ketika hancurnya bumi langit dan seisinya, saat malaikat israfil meniup terompet / sangkakala yang pertama kalinya.

JADI, KIAMAT PASTI TERJADI.   

Karena dalam hidup manusia ada perbuatan baik dan perbuatan buruk, maka sudah pasti akan ada pengadilan bagi manusia. Pengadilan sebagai refleksi dari keadilan Allah SWT. Semua akan dapat bagiannya masing-masing. Yang baik, mendapat surga yang bertingkat-tingkat dan semua kenikmatan yang ada di dalamnya. Subhanallah. Kemudian yang jelek, akan memperoleh neraka dan semua kesengsaraan yang ada di dalamnya. Naudzubillahi min dzalik. Ada yang kekal seperti syirik atau kafir atas keberadaan Allah, dan ada yang sementara tergantung kadar kesalahannya. Sekecil apapun kebaikan atau kejelekan, pasti akan ada balasannya. Semua dicatat oleh malaikat yang selalu menyertai kita.

"Dan milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Dengan  demikian )   Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga)." QS: An-Najm : 31 )

" (yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain" (QS:An-najm : 38)

 JADI,  AKAN ADA KEBANGKITAN SETELAH KEMATIAN.  SEBAGAI HARI PERHITUNGAN DAN PENGADILAN.

 Lalu apa langkah kita ?

Hidup selalu dalam koridor keimanan kepada Allah SWT. Selalu berbuat kebaikan dalam seluruh sendi kehidupan. Berkerja semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Selalu bersyukur atas karunia Allah yang diterimanya. Bila mendapat  sedikit, selalu bersabar dan bersangka baik kepada Allah. Dan bila mendapat banyak, maka kelebihannya, akan disedekahkan kepada sesama manusia yang lebih membutuhkan. Berusaha untuk menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Tak pernah korupsi atau memakan barang yang bukan hak-nya. Selalu menjalankan syariat agamanya. Istiqonah melakukan shalat wajib lima waktu serta shalat sunnah, mengeluarkan zakat dan sedekah, berpuasa wajib di bulan ramadhan dan puasa sunah di bulan lainnya, serta  menjalankan kewajiban haji ke baitullah  bila sudah mampu. 

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamuu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanaman-nya mengangumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akherat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta kerida-an-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." (QS: Al-Hadid: 20)


Harta atau dunia bukan tujuan utama. Karena dunia hanyalah batu loncatan atau sarana untuk mencapai kehidupan kekal dan hakiki  di akherat kelak. Alangkah ruginya kita kalau hanya mengutamakan kehidupan dunia lalu melupakan kehidupan akherat. Dunia hanya setetes air saja dibandingkan akherat yang ibaratnya seperti luasnya lautan di seluruh bumi ini. Lalu apa gunanya harta yang berlimpah, tapi tak bermanfaat bagi kita di akherat kelak. harta akan kita tinggalkan seluruhnya. Bukankah hanya beberapa lembar kain kafan saja yang akan kita pakai saat jasad kita dikubur kelak ?  ketika malaikat izrail datang menjemput kita, untuk yang pertama dan sekaligus yang terakhir ?

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang orang yang rugi." 
"Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, lalu dia berkata ( menyesali), Ya Tuhanku, sekiranya engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi,maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
 ( QS : Al-Munafiqun : 9-11)


Mari sama-sama kita renungkan........

Hidup semata-mata untuk dunia saja, tak percaya adanya kiamat dan hari pembalasan, lalu menyesal ketika kematian datang menjemput. Baru percaya kalau ada siksa kubur. Serta kesengsaraan yang menghadang di depan mata, karena tak ada amal baik atau keimanan yang kita bawa sebagai pertanggung jawaban di hadapan sang Pencipta.

atau,

Hidup bergelimang keimanan di dunia dengan segala konsekuensinya, lalu meninggalkan dunia saat kematian menjemput dengan senyum di bibir karena tahu sudah banyak amal kebaikan, yang akan kita bawa menghadap ke hadirat-Nya, sebagai pertanggung jawaban atas kehidupan yang telah kita lalui.


AGUS PRIHANDONO
(KISAH HIKMAH)

No comments:

Post a Comment