Total Pageviews

Wednesday, February 29, 2012

KENAPA KITA BEGITU PELIT ?

Kayaknya "KISAH HIKMAH" yang kutulis ini akan makin seru. Silahkan simak cerita berikut ini..... sebuah cerita yang terlahir dari lubuk hati yang terdalam. Semoga bisa diambil hikmahnya dan tidak ada yang tersinggung. Tak ada maksud apapun selain agar bisa mengetuk hati kita. Agar kehidupan kita semakin bermakna, dan tak hanya sekedar "hidup"

Saya sengaja mengambil kisah kisah dari lingkunganku sendiri dengan harapan akan lebih mengena dan akrab dengan keseharian kita. Saya tidak mengambil cerita dari negara lain yang belum tentu sesuai dengan keadaan kita saat ini.



Di daerahku, masih banyak jalan-jalan sempit, khususnya di jalan padat penduduk di sebelah barat pasar, dimana mertuaku tinggal. Meski sudah beraspal, tapi jalan tersebut hanya cukup dilewati dua mobil saling bersimpangan. Jalan menjadi semakin sempit setelah ada himbauan untuk memperindah lingkungan dengan pemasangan pagar pagar tembok yang rendah di sepanjang jalan tersebut. Hampir di depan setiap rumah diberi pagar tembok. Tentu saja dengan menyisakan jalan masuk ke halaman rumah masing-masing. Yang punya halaman luas atau mempunyai kendaraan roda empat atau mobil, tentu saja punya jalan masuk yang agak lebar. Yang rumahnya kecil dan halamannya sempit, hanya menyisakan jalan masuk yang kecil saja sekedar untuk masuk orang plus sepeda motor. Aturan ini ternyata sangat bagus. Kita patut mengangkat jempol buat pak RT karena setelah itu lingkungan RT- nya sering menjadi juara lomba kebersihan dan keindahan se kelurahan saat peringatan 17-an.
Awal-awalnya mungkin tidak ada masalah. Semua baik-baik saja. Nah masalah baru muncul ketika makin banyak toko-toko buka di sepanjang jalan itu sebagai pemekaran keramaian pasar. Seiring dengan makin banyaknya toko, maka makin banyak pula sales sales yang melewati jalan itu. Baik yang mengirim barang atau mengambil barang dagangan. Jalan yang saya maksudkan di sini jalannya lurus tanpa ada pertigaan atau perempatan. Pertigaan paling dekat sekitar setengah kilometer jauhnya menuju arah desa sebelah. Kalau sales sepeda motor sih nggak masalah bila mau putar balik arah. Bagi sales yang membawa mobil boks atau truk, tentu saja menjadi masalah kalau mau berbelok atau kembali ke jalan raya setelah kirim barang ke toko. Mau belok langsung nggak bisa karena jalan sempit, mau memutar ke pertigaan terdekat, jaraknya terlalu jauh. Nah satu-satunya alternatif adalah berbelok di halaman rumah yang berhalaman luas di jalan tersebut. Sebenarnya banyak yang punya halaman luas dengan pintu masuk yang lebar. Ada yang masih berupa jalan tanah, cor beton atau dipaving. Tapi setelah tahu halaman rumahnya kadang-kadang dipakai buat memutar mobil sales atau tamu yang mau berbalik arah, hampir semua pemilik rumah berusaha menutup jalan masuk ke halaman rumahnya. Ada yang meletakkan batu besar di tengah-tengah pintu masuk, ada yang menutup jalan masuk dengan pot-pot bunga dan menyisakan sedikit ruang sekedar untuk lewat orang. Ketika kutanya apa alasannya, hampir semuanya beralasan takut halamannya rusak kalau terlalu sering dipakai memutar kendaraan yang lewat. Lho, apa sudah begitu pelitkah kita untuk membantu sesama manusia. Bukankah meringankan atau membantu kesulitan orang, apapun bentuknya adalah merupakan suatu perbuatan yang baik ? Apalagi kalau bantuan itu terjadi dengan sendirinya dan tak membutuhkan usaha susah payah dari kita. Saya yakin, perbaikan yang harus kita lakukan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan pahala yang akan kita peroleh di akherat kelak kalau semua kita niatkan semata-mata untuk membantu sesama. Meskipun hanya sekedar membantu merelakan jalan masuk halaman rumah kita untuk tempat memutar kendaraan yang mau berbalik arah.

Semoga bermanfaat dan bisa mengetuk hati kita. Amin.


Agus prihandono

No comments:

Post a Comment