Saya mempunyai kisah sendiri tentang sunat / khitan. Ceritanya begini :
Anak saya yang pertama. sunat / khitan pada saat dia berumur 12 tahun, tepatnya pada waktu dia liburan kelulusan MI / Madrasah Ibtidaiyah. Tak ada penolakan pada waktu saya mengatakan kalau sekarang sudah waktunya sunat / khitan. Dan tanpa ada kesulitan apapun saat saya mengajaknya ke dokter. Pertimbangannya, teman-temannya yang sebaya sudah sunat / khitan semua. Tentang caranya. dia memilih sunat / khitan dengan cara laser. Saya setuju saja. Sistem itu saya pikir paling baik, karena tak ada darah yang keluar pada saat pelaksanaan. Tak ada darah setetespun. Proses penyembuhannya juga cepat. Sekitar seminggu kemudian, anak saya sudah sembuh.